ribetnya jadi orang Indonesia di Rusia

"nanti kalo udah lulus kuliah mau lanjut kemana nih?"
"mau ambil S2 di Rusia"
"widih banyak duit nih?"
"ya enggak lah bapak ku cuman sopir angkot bukan koruptor, pake beasiswa Rusia dong kan setiap tahun nya ada tuh dan quota nya selalu bertambah"
"emang IPK mu berapa sekarang?"
"cuman 3,00"
"hmmhhh jangankan beasiswa di Rusia, ngajuin ke Universitas Ciroyom bermartabat aja gak bakal keterima tuh"
"wahahahaha"

petikan perbincangan diatas adalah kisah nyata ketika saya ditanya oleh teman akan lanjut kemana setelah kuliah selesai nanti, ehhh yang didapat bukan beasiswa ke Rusia tapi malah menikah di Rusia dan hal tersebut adalah hal yang paling saya syukuri, memang semesta penuh misteri yang tidak terduga. kalau teman-teman punya tujuan yang sama seperti saya dulu baik itu bekerja, beasiswa ataupun menikah di Rusia jangan terlalu berimajinasi lebih karena menjadi orang Indonesia di Rusia itu ribet banget loh, permasalahan mulai dari ras, budaya sampai dengan bahasa adalah cerita kompleks yang sudah saya alami selama tinggal di Rusia ini.

Budaya

dikala bertemu dengan tetangga sebagai orang Indonesia kita akan refleks melemparkan senyuman atau sekedar bersenda gurau bertanya kabar, nah di Rusia tidak ada hal seperti itu. bagi orang Rusia senyuman adalah mahal hanya dilemparkan kepada orang yang terdekat saja dan masalah bersenda gurau tidak penting bagi sebagian orang Rusia, lebih baik menyelamatkan tubuh dari dingin nya udara yang angka minus nya gila banget. sebagai orang Indonesia hal melempar senyum adalah masalah bagi saya pribadi ketika individu yang saya lempar senyuman tidak membalas senyuman tersebut, sebagai contoh ketika saya berbelanja di Magazine (toko) dengan istri saya, sebagai cashier biasanya melayani costumer dengan ramah dan penuh senyuman tapi yang kami temui adalah raut wajah datar dengan barang yang dimasukan kedalam plastik yang diserahkan secara arogan. bagi istri saya hal tersebut sebuah hal yang lumrah tapi bagi saya ini adalah hal paling luar biasa.

Ras

mayoritas masyarakat Rusia berkulit putih, berambut emas, coklat ataupun hitam dan tidak sedikit yang mirip dengan orang china namun berkulit agak coklat. lalu apa jadinya jika orang Rusia melihat orang Rusia berkulit putih, berambut coklat dengan tubuh yang tinggi bergandengan tangan dengan manusia bersawo matang nyaris busuk, suka lempar senyum dan gigi kuning yang gak sampai 24 karat, ya jawaban nya betul jika mereka akan memandangi kami dengan penuh tanya. jangankan saat bergandengan tangan dengan istri saya ketika sendirian di Moscow banyak orang yang memandangi saya dengan pandangan yang tajam, jujur saya pribadi belum terbiasa dengan pandangan tersebut karena ada berjuta pertanyaan di kepala saya "apakah mereka yang memandang saya seperti itu menganggap saya baik atau sebalik nya?". 

Makanan

sebenernya paling bete kalo udah ngomongin masalah makanan karena jujur belum sebulan tinggal disini saya merasa kangen dengan masakan Padang. alangkah ribet nya menjadi orang Indonesia di Rusia untuk urusan makanan, sebagai orang Indonesia kita tahu sendiri jika masakan negeri kita punya cita rasa yang mempesona, seksi dan tajam sedangkan cita rasa masakan Rusia itu flat nyaris hambar tidak berasa, bagi saya pribadi sebagai orang Indonesia hal tersebut seperti sebuah ironi karena saya pribadi sebagai orang Indonesia yang sedari "orok bereum" disuapi dengan makanan yang memiliki rasa tajam tiba-tiba harus beralih kepada makanan dengan rasa yang flat nyaris hambar.

Bahasa

inilah hal paling kroco yang tidak pernah saya duga, jauh sebelum tiba di Rusia saya selalu beranggapan "apalah gak usah jadi pikiran toh bisa bahasa inggris ini kenapa harus deg-deg an ke Rusia" jika punya pikiran seperti itu tolong pinggirkan dahulu, karena tanpa berbekal bahasa Rusia yang cukup akan menjadi kendala bagi teman-teman. penunjuk arah, nama toko hingga orang-orang nya semua berbahasa Rusia. suatu hal paling ejelimet saya alamai di Rusia adalah ketika asik nongkrong dengan mertua, sodara dan teman sumpah demi chord Burgerkill yang ribet jika nongkrong bersama mereka adalah hal yang paling ribet bagi saya sebagai orang Indonesia yang kurang menguasai bahasa Rusia, mereka asik ngobrol lah saya celengo, mereka ketawa saya ikut ketawa sambil tidak tahu kenapa harus tertawa sampai ketika saya ngomong pake bahasa Rusia malah banyak di revisi kayak sidang skripsi hehehehe.

Cuaca

sebagai orang yang datang dari negara dengan iklim tropis seperti di Indonesia jelas merupakan hal ribet ketika harus beradaptasi dengan cuaca dingin Rusia. mulai dari insiden kuping sakit, hidung berdarah akibat iritasi cuaca dingin dan dehidrasi sudah pernah saya alami satu tips yang jangan pernah dilupakan ketika datang ke Rusia nanti tetap bergeak ketika keadaan cuaca mulai dingin agar tubuh menjadi lebih hangat.

so bagaimana siap datang ke Rusia yang lebih kejam dari ibu kota Jakarta, jangan khawatir masih ada keramahan, kecantikan, keindahan dan kemudahan selama di Rusia. jadi orang Indonesia di Rusia memang ribet tapi gak akan terlalu ribet kalo kita bisa menyiasati nya dengan berbagai cara yang efektif.



jangan banyak senyum


jangankan cuaca yang dingin keadaan sekitarpun terkadang dingin

Comments

  1. Wah...gimana izin tinggalnya setelah disana mas kan setelah nikah cuma dikasih visa selama 3 bulan. Kl saya mau nanya seputar menikah di rusia dan proses setelah menikah itu saya bisa contact mas kemana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo terima kasih sudah berkunjung, untuk izin tinggal saya cuman visa berkunjung saja maksimal 90 hari. silahkan bisa kontak via Ig saya andri_olsen.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

kesalahan penulisan nama pada tiket pesawat

catatan perjalanan saya menuju Russia untuk ketiga kali nya

Ketika Shalat Jumat di Tomsk, Russia